Benchmarking sebagai Penguatan dan Pengembangan Pendidikan Asrama di UNW |
20 Nopember 2018 15:15:48, Submit:Romando Sipayung, Dilihat: 3805x |
Sejak awal berdirinya di Tahun 1994, Asrama Mahasiswa bagi Universitas Ngudi Waluyo yang saat itu masih bernama Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo sudah menjadi bagian penting dan nilai tambah tersendiri bagi pendidikan bidang kesehatan. Hingga kemudian muncul Akademi Kebidanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dan saat ini setelah menjadi Universitas Ngudi Waluyo, asrama menjadi bagian tak terpisahkan dalam sistem pendidikannya, selain tidak hanya menjadi tempat tinggal bagi mahasiswa keperawatan dan kebidanan, sekarang juga diperuntukkan bagi mahasiswa penerima beasiswa dari Yayasan Ngudi Waluyo Ungaran. Selama ini, pendidikan non-asrama terkonsentrasi pada kegiatan akademik namun tidak menyentuh aspek lain dari kehidupan mahasiswa karena keterbatasan waktu dalam pengelolaan program pendidikan non-asrama. Pemikiran tersebut mendorong didirikannya pendidikan asrama yang didasarkan atas pertimbangan untuk mencapai pendidikan yang lebih utuh dan menyeluruh, mencakup cipta, rasa, karsa dan karya yang sekaligus mampu mengamalkan nilai - nilai integritas, visioner, kepedulian dan kebersamaan sehingga menghasilkan lulusan yang tidak hanya mempunyai keunggulan dalam berpikir akademis yang berkompetensi tinggi namun juga memiliki karakter yang kepribadian mulia dan mempunyai kepedulian sosial terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, pendidikan berasrama dapat menerapkan program pendidikan yang komprehensif-holistik mencakup keagamaan, pengembangan akademik, life skills (soft skills dan hard skills), wawasan kebangsaan dan membangun wawasan global yang sesuai visi UNW yakni Menjadi Universitas Unggul, Berbudaya Sehat dan Bereputasi Internasional. Program pendidikan asrama di UNW merupakan program pembinaan akademik dan multi budaya dengan empat pilar pengembangan, yaitu mental spiritual, wawasan akademik, minat dan bakat, dan sosial budaya. Dengan demikian diharapkan mampu menjawab kecemasan- kecemasan yang ditimbulkan oleh keberagaman latar belakang budaya, agama, status sosial ekonomi, asal daerah dan pengaruh negatif globalisasi. Dalam kehidupan berasrama mahasiswa diberi pembinaan untuk saling peduli, memiliki kemadirian, kedisiplinan, saling menolong dalam kebaikan dan tidak membeda-bedakan status sosial dan ekonomi dalam pergaulan sehari-hari di asrama. Untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka lingkungan, kehidupan, dan pengasuhan asrama perlu ditata, dikelola dan dilengkapi dengan perangkat aturan yang dapat menghasikan tenaga profesional. Fasilitas asrama sebagai bagian integral dalam proses pendidikan harus dimaknai sebagai lingkungan yang berfungsi sebagai wahana pembentukan karakter, penanaman nilai-nilai moral keagamaan, dan penguatan akademik. Oleh karena itu, perlu diadakan pengembangan sistem kehidupan berasrama yang hasilnya akan menjadi dasar pengelolaan bagi semua pihak. salah satu kegiatannya adalah Benchmarking “Pengembangan Sistem Kehidupan Asrama” Universitas Ngudi Waluyo’ yang dilaksanakan pada Jum’at (16/11/2018) di Asrama SMA Taruna Nusantara Magelang dan Universitas Negeri Yogyakarta di Wates, Kulonprogo. Dengan tujuan sebagai salah satu proses mengembangkan, mengukur, membandingkan dan meningkatkan kinerja kehidupan asrama di UNW sebagai salah satu manajemen srategis terhadap aktivitas dan kegiatan serupa dengan kehidupan asrama lain guna mencapai target kinerja yang diharapkan dalam mencapai tujuan dan implementasi di lapangan. Rombongan dari UNW yang dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Raharjo Apriyatmoko, SKM., M.Kes. saat mengunjungi SMA Taruna Nusantara, langsung diterima oleh Kepala Humas SMA Taruna Nusantara, Drs. Cecep Iskandar, M.Pd dan saat mengunjungi Asrama UNY diterima langsung oleh Wakil Ketua II Pengelola Asrama, Dapan dan Koordinator Pengelola Asrama, Junaidi Amd. "Keberadaan asrama memiliki peran strategis, berfungsi tidak hanya sebagai lingkungan tempat tinggal dan lingkungan belajar tetapi juga merupakan lingkungan pergaulan sosial yang membantu membentuk kepribadian para penghuninya", ujar Raharjo Apriyatmoko pada kesempatan tersebut. "Pola asrama diharapkan memberikan pengaruh positif bagi pengembangan karakter mahasiswa dengan menanamkan nilai-nilai yang luhur di antaranya seperti kepekaan dan kepedulian sosial terhadap lingkungan sekitar." pungkasnya. |
|