Dosen UNW dan UPGRIS Beri Pelatihan Pembuat Gula Aren

19 Oktober 2018 13:53:03, Submit:Romando Sipayung, Dilihat: 4006x

Sekitar 30 pembuat gula aren di Desa Lerep, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang kini mengambil bahan baku dan melakukan proses produksi dengan menggunakan alat pelindung diri seperti masker, sarung tangan, dan sepatu. Alat pelindung diri itu penting untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja. Tim dosen dari Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran, Puji Lestari dan Zumrotul Ch, serta Universitas PGRI Semarang (Upgris) Heri Prabowo datang ke Desa Lerep untuk memberikan pelatihan. Yakni, tetang keselamatan kerja, teknik pengolahan gula sesuai standar kesehatan, serta manajemen produksi, keuangan, dan pemasaran. Puji selaku ketua tim dosen mengatakan, banyak ditemukan industri rumahan di Desa Lerep yang potensial dikembangkan yaitu gula aren. ‘’Kami coba membantu berbagai macam aspek pembinaan, yakni kesehatan dan keselamatan kerja. Sebelumnya, mereka bekerja tanpa alat pelindung diri, sehingga membahayakan dirinya sendiri,’’jelas Puji di Desa Lerep, kemarin, saat mengimplementasikan dana hibah tahun 2017 dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Menurut dia, penggunaan alat pelindung diri, seperti masker untuk menghindari penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA- ).

Pemakaian sepatu dan sarung tangan pun penting untuk menghindari panas. Dalam proses pembuatannya, nira yang diambil dari pohon selanjutnya dimasukkan dalam tunggu yang dipanaskan dengan kayu bakar. Adapun, pemasakannya dengan cara mengaduk cairan sampai mengental, lalu dituangkan dalam cetakan batok kelapa. Cairan didalam batok kelapa ini didiamkan sampai mengeras. Di sisi lain, Heri Prabowo mengatakan, pembuat gula aren perlu memakai alat pelindung diri karena proses pembuatan gula aren berdekatan tungku panas. Proses pemasakannya pun menimbulkan banyak asap dan debu dari kayu bakar. ‘’Kebersihan alat seperti tungku juga harus dijaga, termasuk gula aren yang dikemas dalam plastik press supaya sehat dan higienis,’’ungkapnya. Peserta pelatihan, Waluyi mengatakan, tiap industri rumahan bisa memproduksi gula aren sebanyak lima kilogram/ hari.

 
 


Kembali kehalaman sebelumnya   Print