KERJASAMA UNW DENGAN PARETO INSTITUTE KENDAL |
03 Maret 2023 15:38:07, Submit:Romando Sipayung, Dilihat: 1046x |
Pareto Institute Kendal melakukan kerja sama dengan Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Semarang dan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) serta Industri, dalam rangka pengentasan pengangguran dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di salah satu resto di Kendal, Rabu (1/3/2023). Acara dihadiri Wakil Rektor Universitas Ngudi Waluyo Semarang Bidang Kerjasama dan Alumni, Dr Kustiyono SKom, SE, MKom, beserta jajaran, juga CEO Pareto Institute Kendal, Ahmad Syaifudin SSi MM, didampingi COO Pareto Institute, Akhmat Riyadi AMd dan CMO Pareto Institute, Lilik Gianto SE MM. Selain itu, acara dihadiri perwakilan Asia Pasific Fibers Kaliwungu dan perwakilan Sari Tembakau Harum Cepiring, LPK Seroja Brangsong, serta LPK Mulia Kendal dan LPK Dewo di Brangsong. CEO Pareto Institute, Ahmad Syaifudin SSi MM mengatakan, program KOKY atau Kerja Oke Kuliah Yes bertujuan untuk mengurangi angka pengangguran dan pengembangan SDM di Kendal. “Jadi program KOKY atau kerja oke kuliah yess, bukan hanya mengurangi pengangguran saja dengan menyalurkan tenaga kerja, namun bagaimana SDM yang ada itu kita kembangkan levelnya. Dari tingkat SMA atau SMK menjadi sarjana strata S1,” terangnya. Dijelaskan oleh Asep, sapaan akrabnya, kerjasama dengan UNW dalam program KOKY sudah berjalan dua tahun. Selama ini, para pekerja yang berdomisili di Kendal, kuliah di Ungaran dan bekerja di Ungaran. Untuk itulah pihaknya bersama UNW Semarang, akan mengadakan kelas domisili atau kelas satelit di Kendal. Menurut Asep, hal itu secara legal diperbolehkan kampus utama untuk membuka kelas di wilayah tertentu di sekitarnya. “Banyak pertanyaan muncul, mengapa mereka kuliah di Ungaran dan kerjanya di Ungaran bukan di Kendal. Nah di tahun ketiga ini, kami dari Pareto Institute Kendal, mengajak UNW untuk membuat kelas domisili atau kelas safelit untuk masyarakat di Kabupaten Kendal,” jelasnya. Asep mengungkapkan, dalam menjawab tantangan tersebut, pihaknya tidak bisa berjalan sendiri saat harus menghubungkan dengan berbagai industri, khususnya yang ada di Kendal. Untuk itulah Pareto Institute menggandeng LPK dan perusahaan di Kendal. “Jadi dengan program KOKY ini, adalah salah satu solusi untuk pengembangan SDM tenaga kerja, sekaligus mengurangi angka pengangguran di Kendal,” ungkapnya. Sementara itu, Wakil Rektor UNW, Kustiyono mengatakan, program KOKY telah dilaksanakan sejak tahun 2019. Dalam perkembangannya, hingga tahun 2022 ini sudah ada 1.000 tenaga kerja difasilitasi, baik kerja maupun kuliah. Kampus Universitas Ngudi Waluyo sendiri berlokasi di Jalan Diponegoro Ngabak, Gedanganak Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Merupakan penggabungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Akademi Kebidanan, dan Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo. Dipaparkan, untuk 1.000 tenaga kerja yang sudah difasilitasi meliputi hampir dari seluruh wilayah Jawa Tengah. Mulai dari Cilacap sampai Brebes, Wonogiri, Blora dan Rembang. Bahkan termasuk di luar Jawa, seperti Kepulauan Nias dan NTT. “Dan kita sudah sinergi dengan industri-industri yang ada di Kabupaten Semarang. Dan hari ini, bersama dengan mitra-mitra di Kabupaten Kendal, kita juga melaksanakan kerja sama dengan konsep pengentasan pengangguran dan pengembangan SDM,” papar Kustiyono. Dirinya berharap, dengan kerjasama yang dilakukan bersama Pareto Institute dan LPK yang ada di Kendal, bisa bersama-sama memfasilitasi program KOKY. “Semoga kerjasama ini membawa manfaat bagi masyarakat Kabupaten Kendal. Sehingga bisa mengentaskan pengangguran dan juga meningkatkan kualitas SDM, khususnya tenaga kerja di Kabupaten Kendal,” pungkasnya. Sementara itu, dari LPK Dewo, Bagus mengaku, pihaknya siap mendukung program KOKY bersama Pareto Institute dan UNW Semarang. Dirinya berharap, dalam program bukan hanya diajarkan hard skill atau keahlian yang diukur dan dikuantifikasi saja, tapi yang lebih penting keahlian yang subjektif atau soft skill. “Karena soft skill sangat bermanfaat untuk menunjang hard skill yang kita miliki. Jadi Meskipun kita sangat mahir di bidang kerja, namun kita harus bisa memecahkan masalah di tempat kerja sesuai kemampuan yang identik dengan empati dan kemampuan interpersonal,” ujarnya. |
|