Kuliah Umum Kesehatan Masyarakat sebagai Perwujudan Visi Kampus UNW yang Berbudaya Sehat

04 Juni 2018 07:31:44, Submit:Romando Sipayung, Dilihat: 2444x

Universitas Ngudi Waluyo (UNW) senantiasa menjunjung tinggi visi sebagai Kampus yang berbudaya sehat, demikian dikatakan oleh Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UNW Heni Setyowati, S.Si.T., M.Kes. saat membuka acara Kuliah Umum Kesehatan Masyarakat yang diadakan oleh Prodi Kesehatan Masyarakat dan bertema "Gender, Tranmisi HIV / AIDS dan Dampaknya” di Aula UNW pada Sabtu (02/06/2018). "Kegiatan ini menjadi bagian untuk menciptakan budaya sehat pada mahasiswa khususnya dengan cara meningkatkan dan menambah pengetahuan tentang HIV / AIDS sehingga dapat ikut serta menurunkan prevalensi HIV / AIDS di masyarakat." pada sambutannya di acara tersebut. 

Narasumber pada kegiatan yang bekerjasama dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) kabupaten Semarang tersebut antara lain Sri Wahyuni, S.K.M., M.Kes (dosen Prodi Kesehatan Masyarakat FIK UNW), Taufik Kurniawan (KPA Kabupaten Semarang) dan Muhammad Yusuf, S.K.M (Lembaga Sokoguru). 

“Pengetahuan tentang gay, gigolo dan lesbian perlu diketahui mahasiswa supaya mereka tidak terbujuk rayuan komunitas tersebut dengan berbagai iming-iming sehingga mereka tidak ikut masuk dalam komunitas tersebut” Kata Sri Wahyuni saat menyampaikan materi.

“Estimasi temuan kasus HIV / AIDS di Kabupaten Semarang baru 26,15% pada urutan ke 25 dari 35 kabupaten/kota di Jateng. Hal ini bukan berarti angka kejadian rendah (26,15%) namun perlu kita lihat kemungkinan dari 73,85%  masyarakat tersebut tidak menderita HIV / AIDS atau mereka tidak diketahui karena tidak melakukan pemeriksaan (VCT) sementara kabupaten lain yang temuan kasusnya lebih tinggi karena lebih banyaknya masyarakat yang telah melakukan VCT.” kata Taufik Kurniawan saat menyampaikan materi. 

"Setidaknya pelaksanaan program penanggulangan AIDS terutama bagian pencegahan dengan perluasan sosialisasi dan dorongan pemeriksaan HIV (tes VCT) pada berbagai kelompok masyarakatbertujuan salah satunya untuk menemukan ODHA pada stadium awal infeksi sehingga dapat segera dibantu dalam hal pelayanan kesehatan untuk menjaga staina tubuh agar tetap produkstif bekerja.”imbuhnya.

Sedangkan M. Yusuf lebih mengupas mengenai identitas gender (cara pandang yang diyakini seseorang tentang dirinya), ekspresi gender (cara yang diyakini seseorang untuk mengekspresikan dirinya) dan peran gender (peran seseorang yang diharapkan masyarakat berdasarkan jenis kelaminnya). Pada akhir paparan materi M. Yusuf disimpulkan bahwa:

1. Tidak seorangpun berhak untuk membahayakan atau menjadi ancaman bagi sistem reproduksi orang lain sekalipun atas nama membeli pencapaian kepuasaan seksual

2. Tidak seorangpun berhak untuk menguasai tubuh orang lain sekalipun atas nama proses pencapaian kepuasan seksual ahkan atas nama pernikahan.

Adapun kegiatan yang dimoderatori oleh  salah satu dosen Prodi Kesehatan Masyarakat FIK UNW Sigit Ambar W, SKM, M.Kes yang juga merupakan Ketua LPPM UNW ini, dihadiri oleh 125 peserta dari berbagai prodi di UNW baik yang berasal dari prodi kesehatan maupun non-kesehatan. Hari libur tidak mengurangi antusiasme mereka untuk mengikuti kegiatan tersebut.



 
 


Kembali kehalaman sebelumnya   Print