Seminar Stunting |
10 Mei 2019 14:23:52, Submit:Romando Sipayung, Dilihat: 1169x |
"Indonesia memiliki bonus demografi yang sedemikian besar, sehingga menciptakan peluang sekaligus tantangan terhadap pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia",Tandas Rektor Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Prof. Dr. Subyantoro, M.Hum. saat membuka Seminar yang diselenggarakan Prodi Kesehatan Masyarakat bertemakan "Stunting: Permasalahan dan Potensi Dampaknya Terhadap Kualitas SDM" di Aula UNW (9/5/2019). Ia menambahkan bahwa permasalahan stunting adalah tantangan besar yang harus dihadapi oleh bangsa ini dalam meningkatkan kualitas SDM. Stunting itu sendiri adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya. Stunting menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya resiko terjadinya kesakitan atau kematian perkembangan otak suboptimal sehingga perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan mental. Riset Kesehatan Dasar 2013 yang dirilis Kementerian Kesehatan RI mencatat prevalensi stunting Indonesia mencapai 37,2% meningkat dari tahun 2010 sebesar 35,6%. Menurut WHO, prevalensi balita pendek menjadi masalah kesehatan jika prevalensinya 20% atau lebih. Dari data tersebut, sangatlah jelas bahwa Indonesia masih memiliki permasalahan stunting yang tinggi sehingga akan mempengaruhi usaha peningkatan kualitas SDM di Indonesia. Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah stunting yaitu dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang bertujuan memunculkan kesadaran pada masyarakat dalam mencegah penyakit. Sangatlah penting untuk mengedukasi masyarakat agar berperilaku hidup sehat melalui upaya preventif dan promotif. Penanganannya dapat dilakukan dengan kerjasama antara praktisi kesehatan, akademisi dan masyarakat. |
|